Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jembatan vital dalam sistem pendidikan, berfungsi sebagai Kurikulum Transisi yang menghubungkan pendidikan dasar dengan pendidikan menengah atas. Peran SMP tidak hanya sekadar memberikan pengetahuan, tetapi juga mempersiapkan siswa secara holistik agar siap menghadapi tantangan di jenjang berikutnya, baik itu SMA, SMK, maupun Madrasah Aliyah. Kurikulum Transisi ini memastikan siswa memiliki fondasi akademik, keterampilan, dan kematangan emosional yang memadai sebelum melangkah lebih jauh. Sebuah laporan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada 1 Juli 2025 menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan dukungan kuat selama fase Kurikulum Transisi di SMP memiliki tingkat keberhasilan adaptasi di SMA yang 70% lebih tinggi.
Salah satu aspek penting dari Kurikulum Transisi di SMP adalah pendalaman materi pelajaran. Dibandingkan sekolah dasar, materi di SMP disajikan dengan kompleksitas yang lebih tinggi, menuntut siswa untuk berpikir lebih analitis dan kritis. Mata pelajaran seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) mulai memperkenalkan konsep-konsep yang menjadi dasar bagi materi di SMA atau SMK. Misalnya, konsep dasar aljabar dan geometri yang dipelajari di SMP akan menjadi prasyarat untuk materi fisika atau kalkulus di jenjang berikutnya.
Selain itu, Kurikulum Transisi juga berfokus pada pengembangan keterampilan belajar mandiri dan pengambilan keputusan. Di SMP, siswa mulai didorong untuk lebih aktif mencari informasi, melakukan riset sederhana, dan bertanggung jawab atas proses belajar mereka sendiri. Guru bimbingan dan konseling (BK) memiliki peran penting dalam membantu siswa mengenali minat dan bakat mereka, serta memberikan informasi mengenai berbagai pilihan jenjang pendidikan selanjutnya. Pada 15 Juni 2025, SMP Pelita Harapan mengadakan “Pameran Pendidikan Lanjutan” yang mengundang perwakilan dari berbagai SMA dan SMK untuk memberikan gambaran pilihan studi kepada siswa kelas IX.
Aspek penting lainnya adalah pembentukan kematangan emosional dan sosial. SMP mengajarkan siswa untuk berinteraksi dalam kelompok yang lebih besar, mengelola konflik, dan beradaptasi dengan lingkungan yang lebih beragam. Keterampilan ini sangat esensial untuk menghadapi tuntutan sosial di jenjang SMA/SMK. Dengan demikian, Kurikulum Transisi di SMP adalah fondasi yang kokoh, mempersiapkan siswa tidak hanya dengan pengetahuan, tetapi juga dengan keterampilan hidup dan kematangan mental yang diperlukan untuk berhasil di jenjang pendidikan selanjutnya dan di masa depan.